KANGEN AYAH
Ruangan 4 X 6 itu sunyi. Hening. Tak bernada. Hanya sesekali terdengar suara kamu. Suara tangismu. Karena kamu sendiri, di dalam ruangan yang kamu sebut itu kamar. Tempat kamu menghabiskan hari, ketika lelah akhirnya memaksamu untuk terlelap. Malam itu kamu betul-betul merasa sepi. Bahkan nyamuk yang biasanya berkeliaran mengganggu, rasanya malas mengusikmu malam itu. Karena kamu ingin sendiri. Sampai jam dinding kamarmu takut-takut berdetak nyaring. Takut mengganggu kamu. Kamu betulkan letak dudukmu. Membuat semakin nyaman, mungkin. Sambil sesekali mengusap bulir-bulir air mata yang mengalir di kedua pipimu. Dan menghela nafas untuk membuat lega dadamu, kendati itu hanya sementara. Karena ketika kenangan itu kembali. Kamu merasa kalah oleh air mata. Malam itu tepat tiga tahun ayahmu meninggalkan dunia fana ini. Menyambut keabadiannya, di tempat dia seharusnya berada. Kembali kepangkuan Tuhan. Padahal kamu belum siap-siap. Belum sempat membuat perencanaan yang matang. Belum tahu...