BADAI
Cuaca
yang cerah tidak akan perah membuat kita merasa benar-benar hidup. Karena
ketika cerah, hidupmu santai tanpa ada usaha keras untuk memperjuangkannya.
Kamu hanya ingin menikmati kecerahan itu. Oleh angin yang berhembus semilir.
Oleh kicau nyaring burung-burung. Oleh kupu-kupu yang beterbangan dengan
cantik.
Kehidupan
ini tidak diciptakan untuk selalu lurus. Untuk selalu mengalami cerah di
sepanjang jalan hidupmu. Karena selalu ada persimpangan. Selalu ada mendung
yang menunggumu di sana.
Selalu ada badai yang siap menghadang langkahmu.
Lalu,
apakah sebagian dari dirimu siap untuk semua itu. Atau justru sebagian dari
kamu terlalu nyaman dengan kemapanan yang sudah kamu rasa kini. Sampai, untuk
melanjutkan mimpi yang kamu miliki saja, kamu kehilangan daya. Karena kamu
takut. Takut untuk menjadi beda.
Lalu
untuk apa hidup ini?
Hidup
adalah sebuah kedinamisan. Hidup tidak membatu menjadi fosil. Hidup adalah
waktu. Yang lajunya tidak pernah kita sadari. Karena jikalau kita sadar, betapa
kita tahu kita telah diperdaya olehnya.
Siapkah
kamu akhirnya, untuk beranjak keluar dari zona nyamanmu. Melanjutkan
mimpi-mimpi besarmu. Menikmati semesta. Menikmati beraneka rasa. Menikmati
manisnya keberhasilan. Dan menikmati pahitya sebuah kegagalan. Karena badaimu
hanya membuatmu jatuh. Tapi tidak membuatmu mati. Badai itu hanya memberikan
kepada kamu pelajaran berharga bahwa diperlukan orang yang pernah jatuh, untuk
tahu bagaimana nikmatnya bangkit.
Badaimu
tidak akan pernah menghentikan langkahmu. Ia menahan. Memang. Tapi tidak
mematikan. Hanya sesaat. Karena kekuatan niat. Mimpi. Dan keyakianmu. Maka
langkahmu menikmati dunia ini akan terus berlanjut.
Harapan yang diimbangi dengan tindakan itulah yang akan mencapai puncak kesuksesan. Tentunya dengan keyakinan dan selalu belajar di setiap kegagalan.
BalasHapusPengalaman adalah guru di setiap langkah kehidupan.