OPTIMALISASI BERBAGAI ASPEK
Tahun 2011 segera berganti. Beraneka macam masalah yang terjadi selama setahun belakangan, menjadikan pekerjaan rumah yang silih berganti meminta diciptakan solusi di tahun yang baru.
Tidak melulu masalah politik maupun korupsi yang menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia di tahun 2012 ini. Banyak aspek seperti ekonomi, olahraga, sosial-budaya, dan juga pendidikan yang memerlukan fokus besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan nama baik Indonesia.
Di bidang politik, Indonesia akan disemarakan dengan arena perang citra. Di mana pada 2012 merupakan moment yang tepat untuk terus mencari simpati publik. Hal ini penting dilakukan untuk mencapai electoral threshold yang tinggi pada pemilu 2014. Para politisi dan parpol berlomba untuk meningkatkan popularitasnya dengan cara memublisitaskan dirinya. Maka jangan heran jika tahun ini, akan kita temui banyaknya iklan layanan masyarakat yang menampilkan suatu tokoh, maupun berita-berita yang dapat meningkatkan simpati rakyat terhadap suatu tokoh atau partai tertentu.
Di bidang ekonomi, dengan meningkatnya investment grade Indonesia yang dinobatkan oleh Fitch Ratings, mengakibatkan akan membanjirnya modal asing. Di satu sisi hal ini mungkin dapat meningkatkan arus investasi di Indonesia, namun di sisi lain dapat mematikan potensi pengusaha lokal sendiri. Di samping itu, Indonesia harus tetap waspada terhadap krisis ekonomi global, terkhusus Uni Eropa. Sehingga kestabilan ekonomi dapat terus terjaga.
Di bidang olahraga, tahun 2011 ini Indonesia boleh berbangga. Selain sukses sebagai tuan rumah Sea Games ke-26, ditambah menjadi juara umum. Tapi, Indonesia masih memiliki pekerjaan besar untuk menghadapi multievent yang lebih besar, yaitu olimpiade London. Tradisi emas olimpiade seyogyanya tetap terpelihara, jangan hanya mengandalkan bulutangkis yang sedang seret prestasi. Tetapi juga maksimalkan cabang-cabang olahraga yang memiliki potensi medali. Angkat besi contohnya, yang secara kontinyu menyumbang medali olimpiade Indonesia.
Di bidang sosial dan budaya, penjagaan terhadap kearifan lokal, baik pakaian adat, tari, bahkan makanan, menjadi tugas kita untuk melestarikannya. Kita tidak akan dihadapkan pada klaim-mengklaim budaya dengan bangsa lain, jika kita mengoptimalkan nilai-nilai budaya kita. Jangan menjadi bangsa yang gampang terprovokasi isu. Di samping itu, penyelesaian berbagai macam persoalan pelanggaran human right di berbagai daerah, harus diusut sampai tuntas. Contohnya kasus Mesuji, Munir, dan Lumpur Lapindo.
Di bidang pendidikan, pengaplikasian angggaran APBN yang 20% digunakan sebagai dana pendidikan dapat terlaksana. Karena ironis, jika masih ada sekolah yang terancam ambruk atau anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun, hanya karena masalah dana. Terlebih Indonesia harus secara cepat menjembatani social jumping dari masyarakat agraris ke masyarakat informasi. Di mana kita kehilangan masa masyarakat literasi.
Beberapa penjelasan di atas dapat terwujud bukan hanya hasil kerja pemerintah. Tapi, hasil kerja kita semua, elemen-elemen yang membentuk bangsa ini. Jangan bertanya apa yang sudah negara berikan untuk kita. Tapi, nilai apa yang telah kita berikan untuk bangsa ini. Sehingga optimalisasi berbagai aspek di atas dapat terpenuhi.
Tidak melulu masalah politik maupun korupsi yang menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia di tahun 2012 ini. Banyak aspek seperti ekonomi, olahraga, sosial-budaya, dan juga pendidikan yang memerlukan fokus besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan nama baik Indonesia.
Di bidang politik, Indonesia akan disemarakan dengan arena perang citra. Di mana pada 2012 merupakan moment yang tepat untuk terus mencari simpati publik. Hal ini penting dilakukan untuk mencapai electoral threshold yang tinggi pada pemilu 2014. Para politisi dan parpol berlomba untuk meningkatkan popularitasnya dengan cara memublisitaskan dirinya. Maka jangan heran jika tahun ini, akan kita temui banyaknya iklan layanan masyarakat yang menampilkan suatu tokoh, maupun berita-berita yang dapat meningkatkan simpati rakyat terhadap suatu tokoh atau partai tertentu.
Di bidang ekonomi, dengan meningkatnya investment grade Indonesia yang dinobatkan oleh Fitch Ratings, mengakibatkan akan membanjirnya modal asing. Di satu sisi hal ini mungkin dapat meningkatkan arus investasi di Indonesia, namun di sisi lain dapat mematikan potensi pengusaha lokal sendiri. Di samping itu, Indonesia harus tetap waspada terhadap krisis ekonomi global, terkhusus Uni Eropa. Sehingga kestabilan ekonomi dapat terus terjaga.
Di bidang olahraga, tahun 2011 ini Indonesia boleh berbangga. Selain sukses sebagai tuan rumah Sea Games ke-26, ditambah menjadi juara umum. Tapi, Indonesia masih memiliki pekerjaan besar untuk menghadapi multievent yang lebih besar, yaitu olimpiade London. Tradisi emas olimpiade seyogyanya tetap terpelihara, jangan hanya mengandalkan bulutangkis yang sedang seret prestasi. Tetapi juga maksimalkan cabang-cabang olahraga yang memiliki potensi medali. Angkat besi contohnya, yang secara kontinyu menyumbang medali olimpiade Indonesia.
Di bidang sosial dan budaya, penjagaan terhadap kearifan lokal, baik pakaian adat, tari, bahkan makanan, menjadi tugas kita untuk melestarikannya. Kita tidak akan dihadapkan pada klaim-mengklaim budaya dengan bangsa lain, jika kita mengoptimalkan nilai-nilai budaya kita. Jangan menjadi bangsa yang gampang terprovokasi isu. Di samping itu, penyelesaian berbagai macam persoalan pelanggaran human right di berbagai daerah, harus diusut sampai tuntas. Contohnya kasus Mesuji, Munir, dan Lumpur Lapindo.
Di bidang pendidikan, pengaplikasian angggaran APBN yang 20% digunakan sebagai dana pendidikan dapat terlaksana. Karena ironis, jika masih ada sekolah yang terancam ambruk atau anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun, hanya karena masalah dana. Terlebih Indonesia harus secara cepat menjembatani social jumping dari masyarakat agraris ke masyarakat informasi. Di mana kita kehilangan masa masyarakat literasi.
Beberapa penjelasan di atas dapat terwujud bukan hanya hasil kerja pemerintah. Tapi, hasil kerja kita semua, elemen-elemen yang membentuk bangsa ini. Jangan bertanya apa yang sudah negara berikan untuk kita. Tapi, nilai apa yang telah kita berikan untuk bangsa ini. Sehingga optimalisasi berbagai aspek di atas dapat terpenuhi.
Komentar
Posting Komentar