KAGUM

Menarik atau tidaknya sesuatu. Tidak diukur dari seberapa indah wujud fisiknya. Semengagumkan keelokan parasnya. Karena dibutuhkan kultivasi waktu yang lama untuk menandakan betapa sesuatu itu menjadi layak untuk mencuri tempat di salah satu bagian hatimu.

Kagum.
Kata itu memiliki maknanya sendiri. Memiliki perspektif berbeda dari setiap individu yang terstimuli olehnya. Lanskapnya diatur oleh past experiencesmu. Oleh kesanggupan kamu untuk menerima sentuhan kesan tersebut. Maka jangan paksa aku untuk menjelaskannya. Atau menjabarannya, hanya supaya kamu mengerti dan paham. Aku tidak mampu. Maaf.
Kita memiliki kemampuan yang berbeda dalam memberi arti dari kata itu. Menurutku, kagum adalah sarana paling mumpuni untuk menandakan betapa dimensi rasa, mampu bersatu dalam dimensi waktu dan aksara sekaligus. Saat ketiga dimensi itu bersatu, maka yang diperlukan hanyalah keberadaan kamu. Keberadaan yang seutuhnya diberikan untuk aku. Tidak dengan sesuatu yang lain.
Di dalam kata kagum sendiri, aku tidak memerlukan angka-angka empiris untuk menjabarkan fakta, betapa pesonamu mampu menjerat perhatianku. Tapi angka kadang dibutuhkan, betapa kuantitas pertemuan juga sangat memengaruhi kontinuitas rasa itu.
Yang menarik ketika kata kagum memenjarakan perhatian kita. Ada dua rasa yang seiring sejalan. Beriringan, tapi saling segan mendahului.

Cinta.
Kagum selalu bersinergi dengan cinta. Jangan terlalu sempit kamu memaknakan cinta. Cinta itu bukan monopoli pria dan wanita. Bukan pula absolute dimiliki penguasa. Jangan memaknai secara parsial. Tetapi maknailah secara utuh. Cinta mampu menembus ruang, waktu, bahkan norma. Cinta kepada orang tua. Cinta kepada keluarga. Cinta kepada guru. Cinta kepada alam. Cinta pada keterbatasan.
Dalam kagum sendiri, cinta berusaha menemukan eksistensinya dengan cara yang ia coba tempuh secara independen. Tapi, kamu terlalu malu mengakuinya. Terkadang cinta itu tampak jelas di kedua matamu. Atau sekadar tersirat dari tingkah lakumu.
Cara kamu berbicara. Cara kamu menatap. Cara kamu bersikap. Atau bahkan cara kamu menceritakan mengenai betapa spesialnya dirinya. Sangat tampak utuh menggambarkan betapa kamu terjerat arus pesonanya.
Mungkin cinta terlalu kompleks. Laju kecepatan cahaya tidak akan mampu menggambarkan. Cinta itu ibarat atom-atom bermuatan kangen yang mengisi setiap ruang. Karena sifat atom adalah mengisi ruangan-ruangan kosong. Atom cintamu memenuhi ruang hati ini. Ini bukan niatan aku untuk merayu kamu. Rasanya dunia ini sudah terlalu penuh dengan bujuk rayuan tak bernilai dan bermakna. Tapi, semua ini hanyalah persembahan tulusku.
Tak bisa aku bayangkan jika dunia tanpa cinta. Hambar dan hampa. Kita Cuma seperti makhluk tak berpretensi. Rule-based only.

Takut.
Selama kagum berjalan beriringan dengan cinta. Takut selalu menggelitik dimensi rasamu. Takut itu menggelayut manja, tapi kadang membungkammu. Tidak diinginkan keberadaanya, namun tumbuh subur tanpa perlu dipupuk. Ada, kendati tak pernah diharapkan ada.
Contoh realnya adalah saat kamu bertemu dirinya. Kamu tidak benar-benar berani menatap langsung ke matanya. Memborbardir apa yang sebenarnya tersimpan utuh di dalam dirinya. Mengapa dia tercipta begitu istimewa. Kamu ingin sekali tahu, tapi kamu takut untuk memulainya.
Jangan menjadi debu dalam hamparan padang pasir maha luas. Jangan jadi air dalam samudera tak bertepi. Jangan jadi bintang, karena walaupun ia bersinar, banyak saudara kembarnya melakukan hal yang sama. Maka, jadilah kamu yang apa adanya. Yang memaklumi kekurangan sebagai sahabat yang mesti seiring sejalan. Bukan ditinggalkan hanya karena kamu merasa malu.
Tapi takutmu melulu memangkas langkahmu. Lama kelamaan kamu hanya diam. Memandang dari bingkai kaca pelindungmu, saat dia beranjak pergi. Kamu mau bilang. Stop. Jangan pergi. Tapi kamu tidak bisa beranjak. Sesentipun tidak. Karena kamu terbentur oleh batas yang kamu rekayasa sendiri.

Lepaskanlah hatimu. Biarkanlah hatimu melangkah bebas untuk menemukan eksistensinya di dunia yang penuh kamuflase ini. Relakan rasa kagummu untuk juga dirasakan yang lain. Aku.

Komentar

  1. Mungkin qu termasuk golongan pecundang sejati di muka bumi , Slalu mengubur rasa cinta dalam hati, Jangankan untuk memiliki..Bahkan untuk bermimpi saja qu tak brani. . .
    ini kagum ku buat teman qu,
    kagum qu untuk sahabat mu ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo semangat kakak diah mengejar cintanya.. Allah selalu memberikan yang terbaik..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMANUSIAKAN ANAK JALANAN DAN TUNA WISMA

KANGEN AYAH

BBM dan HARAPAN RAKYAT